Surabaya Menyala Kolaborasi Warga & Teknologi Ubah Sampah Jadi Harapan

Pengelolaan sampah Surabaya
Surabaya memadukan teknologi dan partisipasi warga dalam pengelolaan sampah. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang co.id – Surabaya kembali membuktikan bahwa kota bukan hanya sekumpulan bangunan, tetapi juga termasuk denyut hidup warganya. Di tengah dinamika perkotaan yang kian kompleks, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya punya inisiatif, meluncurkan pendekatan progresif nan humanis dalam pengelolaan sampah, ibarat kolaborasi sebuah simfoni antara edukasi, partisipasi warga, dan inovasi teknologi yang siap mengubah wajah kota.

Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, punya cara untuk mengampanyekan penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan, digencarkan dengan cara yang tak biasa. Tak lagi hanya mengandalkan peringatan keras atau pengawasan semata, DLH justru mengajak warga menjadi bagian penting dari solusi. Edukasi dilakukan dari hati ke hati, dibarengi dengan ajakan yang menginspirasi: ā€œJangan ragu melapor.ā€

Seruan ini bukan sekadar slogan. Sebuah insiden kecil yang viral di media sosial pekan ini menjadi bukti nyata. Tumpukan sampah di kawasan Pandegiling, yang sempat menuai komentar publik, ternyata merupakan hasil dari kegiatan kerja bakti warga dalam program Surabaya Bergerak. Uniknya, momen tersebut justru membuka mata banyak pihak akan semangat gotong royong yang terorganisir di balik layar.

Dedik menjelaskan, bahwa tiap akhir pekan ada sekitar 150 hingga 200 titik kerja bakti warga di seluruh penjuru kota. Warga dengan sukarela menentukan sendiri titik pengumpulan sampah, lalu melaporkannya lewat aplikasi Surabaya Bergerak. DLH pun bergerak cepat untuk mengangkutnya, sebuah sinergi teknologi dan partisipasi publik yang menjadi model inovatif pengelolaan kota masa depan.

Tumpukan yang difoto warga di Pandegiling, kata Dedik, hanyalah bagian dari rangkaian prosesnya. Namun di balik tumpukan itu, ada kisah warga suka cita warga yang bahu-membahu menjaga kebersihan lingkungan, mengusulkan titik penjemputan, hingga memahami sistem yang telah disusun DLH. Sebuah kedewasaan kolektif yang jarang tersorot, namun sangat layak diapresiasi.

Baca Juga  Surabaya Sapu Bersih Medali di Finswimming Piala Gubernur Jatim

Yang membuat program ini semakin unik adalah fleksibilitas dan keterbukaannya. Kuota maksimal 200 titik per minggu memberi ruang bagi semua warga untuk terlibat, namun tetap menjaga agar pelaksanaan di lapangan tetap terkendali dan efisien. Bila kuota penuh, warga akan diarahkan untuk mendaftar di minggu berikutnya,f solusi cerdas untuk menghindari penumpukan logistik sampah dan memastikan kualitas layanan tetap terjaga.

Dalam pelaksanaannya, DLH tak bekerja sendirian. Ada Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) turut ambil bagian dengan menyediakan alat berat untuk membantu pembersihannya. Ini bukan hanya soal mengangkut sampah, tapi soal menghadirkan kolaborasi lintas sektor yang menjadikan pelayanan publik sebagai urusan bersama.

Namun, benang merah dari semua ini adalah keterlibatan warga. DLH tidak hanya ingin menjadi penindak atau pengangkut, tapi fasilitator perubahan perilaku. Tapi tidak lupa pula, edukasi tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan terus digaungkan dengan humanis. Laporan warga terhadap pelanggaran pun tidak hanya ditindak, tapi juga dijadikan momen untuk membangun kesadaran.

Di era ketika banyak kota masih bergulat dengan cara konvensional dalam menghadapi masalah sampah, Surabaya menunjukkan bahwa solusi bisa datang dari akar rumput, selama pemerintah membuka ruang, dan warga percaya untuk melangkah bersama. Ini bukan hanya tentang kebersihan, tapi tentang cara baru membangun kota yang kolaboratif, inovatif, dan penuh harapan.

Dalam semangat ini, Surabaya bukan hanya sedang membersihkan sampah, tapi juga menanam benih terhadap warganya atas kepedulian. Aplikasi digital, kerja bakti mingguan, pelibatan warga, dan respons cepat dari DLH adalah wujud nyata kota yang hidup menyala dan bergerak bersama – sama.

Kini, bukan lagi pertanyaan tentang ā€œTugas siapa yang harus membersihkan kota?ā€ melainkan ā€œApa peran kita dalam menjaga kota tercinta tetap bersih?ā€ Dan Surabaya telah menjawabnya dengan tindakan, bukan hanya kata-kata.

Baca Juga  Catat, 3 Tempat Wisata Keluarga yang Wajib Kalian Kunjungi di Surabaya