Usai Retreat, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Gelar Doa Bersama dan Santuni 50 Anak Yatim di Balai Kota

Eri Cahyadi Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Armuji menggelar doa bersama dan santunan anak yatim di Balai Kota Surabaya. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Usai menjalani serangkaian kegiatan penting, termasuk pelantikan di Jakarta dan retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji memulai hari pertama kerja mereka dengan penuh makna. Pada Sabtu (1/3), keduanya menggelar silaturahmi dan doa bersama di Balai Kota Surabaya. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), organisasi masyarakat, tokoh agama, hingga pengusaha.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menunjukkan komitmen Eri Cahyadi dalam membangun Surabaya melalui pendekatan inklusi sosial. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah santunan kepada 50 anak yatim piatu yang turut hadir dalam acara tersebut.

“Saya memulai dengan menyamakan cara berpikir dan visi-misi melalui kegiatan santunan anak yatim. Ini bukan sekadar memberi, tapi berbagi. Kota ini tidak bisa bergerak sendiri tanpa peran masyarakat,” ujar Eri Cahyadi.

Eri Cahyadi menegaskan bahwa pembangunan sebuah kota tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata. Peran serta masyarakat, terutama mereka yang memiliki kemampuan lebih, sangat dibutuhkan. Dalam kesempatan itu, ia mengajak warga Surabaya untuk turut berpartisipasi dalam membantu sesama, khususnya mereka yang kurang mampu.

“Saya berharap warga yang mampu mau menyumbangkan hartanya untuk mereka yang tidak mampu. Ini akan saya gerakkan setelah hari ini,” imbuhnya.

Wali Kota Surabaya ini juga menyadari bahwa anggaran sebesar Rp 12 triliun yang disiapkan pemerintah kota tidak akan cukup untuk menangani semua masalah, termasuk kemiskinan. Ia mencontohkan, penanganan banjir saja membutuhkan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, kolaborasi dengan masyarakat menjadi kunci untuk memperluas cakupan bantuan dan program yang ada.

Baca Juga  Surabaya Membuat Sejarah di Hari Otonomi Daerah XXVIII 2024, Upacara Bersejarah di Balai Kota

Eri Cahyadi juga menyebutkan beberapa program prioritas yang akan diajukan kepada DPRD Kota Surabaya dalam rapat paripurna mendatang. Program-program tersebut meliputi penanganan banjir, Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda), dan bantuan kesehatan.

“Ada banyak tantangan, seperti rumah tidak layak huni yang membutuhkan dana sekitar Rp 286 miliar. Kita harus punya skala prioritas,” jelasnya.

Pendekatan ini menunjukkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam merumuskan program-program pembangunan. Eri Cahyadi juga menekankan pentingnya masukan dari masyarakat untuk memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga.

Kegiatan doa bersama dan santunan anak yatim ini juga memiliki makna spiritual yang mendalam, terutama karena dilaksanakan di awal bulan Ramadan. Bulan suci ini menjadi momen yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan kepedulian sosial.

Eri Cahyadi berharap, melalui kegiatan ini, rasa solidaritas dan kepedulian di antara warga Surabaya dapat semakin terbangun. “Kita harus peduli terhadap sesama. Ini bukan hanya tentang bantuan materi, tapi juga tentang membangun rasa kebersamaan,” ujarnya.

Dengan visi-misi yang akan disampaikan kepada DPRD Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji menunjukkan langkah proaktif dalam menghadapi berbagai tantangan kota. Mereka berkomitmen untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang lebih berdaya dan sejahtera bagi seluruh warganya.

Pendidikan dan kepemimpinan yang baik menjadi kunci untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, Surabaya diharapkan dapat terus berkembang menjadi kota yang inklusif dan berkelanjutan.

Tujuannya adalah untuk mempererat silaturahmi, menunjukkan komitmen pembangunan inklusif, dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam membantu sesama.

Acara dihadiri oleh Forkopimda, organisasi masyarakat, tokoh agama, pengusaha, dan 50 anak yatim piatu.

Program prioritas meliputi penanganan banjir, Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda), dan bantuan kesehatan.

Kolaborasi masyarakat penting karena anggaran pemerintah tidak cukup untuk menangani semua masalah, sehingga partisipasi warga sangat dibutuhkan.

Kegiatan ini dilaksanakan di awal Ramadan, menjadi momen untuk memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan kepedulian sosial