Ruang.co.id – Di balik gemuruh takbir dan aroma daging segar, Iduladha 2025 menghadirkan cerita tentang keikhlasan Nabi Ibrahim AS yang siap mengorbankan Ismail. Tahun ini, umat Muslim bersiap merayakannya sekitar 6 Juni 2025 (10 Zulhijah 1446 H), meski kepastiannya masih menunggu sidang isbat Kemenag. Bagi yang ingin merencanakan ibadah lebih awal, Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 28 Mei sebagai awal Zulhijah berdasarkan hisab.
Menyelami Makna Kurban: Bukan Sekadar Daging, Tapi Jejak Ketakwaan
Ibadah kurban seringkali direduksi menjadi ritual tahunan biasa. Padahal, ada lapisan makna spiritual yang dalam. Ketika pisau menyentuh leher hewan, sejatinya kita sedang melatih diri untuk memotong ego dan keinginan duniawi. Filosofi ini selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-Hajj: 37: “Daging dan darahnya tak akan sampai kepada Allah, tapi ketakwaanmulah yang sampai.”
Di tingkat sosial, pembagian daging kurban menjadi jembatan solidaritas. Data BAZNAS 2024 menunjukkan, 60% penerima daging kurban adalah keluarga prasejahtera yang jarang mengonsumsi protein hewani. Inilah bukti nyata bahwa Iduladha bukan hanya tentang penyembelihan, tapi juga pemerataan berkah.
Jadwal Iduladha 2025: Antara Kepastian dan Fleksibilitas
Penetapan tanggal Iduladha selalu menjadi topik hangat setiap tahun. Pemerintah melalui Kemenag menggunakan metode rukyatul hilal, sementara Muhammadiyah konsisten dengan hisab. Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi polemik, melainkan cerminan khazanah keilmuan Islam yang kaya.
Berdasarkan kalender resmi, berikut timeline penting yang perlu diantisipasi:
- Awal Zulhijah: 28 Mei 2025 (versi hisab)
- Hari Arafah: 5 Juni 2025
- Iduladha: 6 Juni 2025
Memaksimalkan Libur Panjang: Dari Ibadah Hingga Wisata Religi
Kebijakan cuti bersama hingga 9 Juni 2025 memberi kesempatan emas untuk merancang agenda bermakna. Selain menyaksikan penyembelihan kurban di masjid terdekat, masyarakat bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Istiqlal yang biasanya menggelar pemotongan hewan kurban terbesar.
Bagi generasi muda, momen ini bisa dimanfaatkan untuk eksplorasi qurban digital. Platform seperti Kitabisa kini menyediakan layanan kurban online dimana donatur bisa memantau proses distribusi via livestream. Teknologi semacam ini membuat ibadah semakin inklusif tanpa kehilangan esensinya.

