Ruang.co.id – Di balik layar forum gelap dunia siber, tersembunyi wajah-wajah muda dengan otak jenius sekaligus berbahaya. Pada usia yang baru dua dekade, empat pemuda ditangkap oleh kepolisian siber Prancis dari BL2C (Brigade de Lutte Contre la Cybercriminalité). Mereka diduga otak di balik operasi gelap ‘BreachForums’, forum peretas paling ditakuti di dunia.
Penangkapan dilakukan di beberapa titik: mulai dari Hauts-de-Seine, Seine-Maritime di wilayah utara Prancis, hingga pulau terpencil Reunion di Samudra Hindia.
Di balik nama samaran seperti Hollow, Noct, Depressed, hingga ShinyHunters, tersingkap realita bahwa sebagian besar pelaku masih sangat belia, dan tragisnya, sangat terampil dalam kejahatan digital.
‘BreachForums’ bukan sekadar forum. Ini merupakan pasar hitam siber, tempat data curian, alat peretasan, hingga perekrutan penjahat digital dilakukan secara masif.
Forum ini sempat ditutup pada Mei 2024 setelah aktivitasnya dikaitkan dengan peretasan besar terhadap perusahaan global seperti Snowflake, Ticketmaster, dan AT&T.
“Sangat mengejutkan, anak-anak seusia itu bisa menembus sistem keamanan internasional dan menjual data pribadi seolah-olah barang dagangan,” ungkap Jean-Luc Bernard, penyelidik utama BL2C.
Ia menambahkan, “Kami menemukan bukti kuat, mereka tak hanya bertindak sebagai individu, tapi sebagai jaringan mafia siber global”.
Salah satu yang paling disorot adalah ShinyHunters. Meski terkesan seperti satu identitas, pakar keamanan siber menegaskan bahwa ShinyHunters adalah nama kolektif dari sindikat kriminal digital berskala global. Salah satu anggotanya, Sebastien Raoult, bahkan telah diekstradisi dan dipenjara di Amerika Serikat.
“Ini bukan sekadar soal hukum. Ini tragedi sosial,” ujar Aurélie Masson, psikolog forensik Prancis.
“Anak-anak ini tumbuh dalam dunia digital yang tak terbimbing. Mereka cerdas, namun kehilangan kompas moral. Dunia nyata dan maya bagi mereka kabur batasnya.”
Penangkapan ini mengingatkan pada kasus Conor Brian Fitzpatrick alias Pompompurin, eks admin BreachForums lain yang ditangkap di AS tahun lalu dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Ironisnya, ia bahkan sudah mendapatkan akses kembali ke internet sebelum menyelesaikan masa tahanan rumah.
Kini, dunia menyaksikan sisi kelam dari generasi digital. Bukan soal teknologi semata, tapi juga tentang hilangnya arah dan tujuan hidup anak-anak muda yang lebih fasih menulis skrip kode daripada menulis masa depan yang sehat.
“Penangkapan ini bukan akhir. Ini panggilan darurat bagi dunia untuk mengedukasi, bukan hanya menghukum,” tegas Jean-Luc menutup pernyataannya.
