IHSG Anjlok Pasca Reshuffle, Investor Tunggu Kejelasan Kebijakan

reshuffle kabinet
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, IHSG anjlok 1,28% pasca reshuffle kabinet. Ketua Kadin Jatim sebut reaksi wajar, investor tunggu arah kebijakan Menteri Keuangan & ekonomi baru. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Pasar modal Indonesia mengalami guncangan yang cukup signifikan pada perdagangan Senin lalu. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tercatat mengalami penurunan yang dalam, terkoreksi tajam sebesar 100,49 poin. Penurunan IHSG ini setara dengan 1,28 persen dan membawa indeks ke level 7.766. Performa IHSG yang melemah ini terjadi tepat setelah Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan perubahan susunan kabinet atau reshuffle kabinet untuk pertama kalinya. Reaksi pasar terhadap peristiwa politik ini terlihat sangat jelas dan langsung tercermin dalam pergerakan indeks. Selasa, (09/9/2025).

Merespons kondisi ini, Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menyatakan bahwa respons negatif dari pasar modal Indonesia ini masih tergolong wajar dan dapat dipahami. Menurut analisisnya, para pelaku pasar dan investor sedang melakukan strategi wait and see atau menunggu dan melihat. Mereka menahan diri untuk melakukan aksi jual beli yang signifikan sambil mencermati arah kebijakan ekonomi seperti apa yang akan diambil oleh para menteri baru, khususnya yang menangani portofolio ekonomi dan keuangan. Langkah investor ini merupakan bentuk antisipasi terhadap ketidakpastian yang menyertai setiap perubahan kebijakan.

Adik Dwi Putranto menjelaskan lebih lanjut bahwa tujuan dari perombakan kabinet ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh kinerja pemerintahan. Tujuannya terutama adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat. ā€œTujuan reshuffle kabinet jelas untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh kinerja pemerintahan, terutama dalam mendorong perekonomian nasional. Jadi reaksi pasar yang turun sementara ini hal biasa,ā€ ujarnya di Surabaya. Oleh karena itu, penurunan yang terjadi dinilainya hanya bersifat sementara dan merupakan bagian dari siklus pasar yang normal.

Baca Juga  Kadin Jatim Pacu Kepercayaan Investor untuk Kebangkitan Ekonomi

Fokus perhatian utama para investor asing dan domestik saat ini tertuju pada posisi Menteri Keuangan yang kini tidak lagi dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati. Figur Sri Mulyani selama ini dikenal sangat disiplin dan telah membangun kredibilitas kebijakan fiskal yang kuat. Gaya kebijakannya yang ketat dan penuh kehati-hatian telah memberikan rasa aman bagi iklim investasi di Indonesia. ā€œBegitu terjadi pergantian, wajar kalau pasar bereaksi negatif dulu. Investor masih menunggu arah kebijakan dari Menteri Keuangan yang baru. Intinya, kepercayaan pasar harus segera dibangun kembali,ā€ tambah Adik. Pergantian ini memicu ketidakpastian jangka pendek dalam strategi investasi banyak pihak.

Adik memaparkan bahwa tantangan terberat untuk menteri baru tersebut adalah menjaga stabilitas fiskal. Kebijakan fiskal yang baru harus mampu menjaga defisit anggaran agar tetap terkendali dalam batas aman, yaitu di level 2 hingga 3 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi hingga menyentuh angka yang ambisius, yaitu 6 hingga 6,5 persen pada tahun 2026. Pencapaian target ekonomi ini memerlukan konsistensi dan kredibilitas yang tinggi.

Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan dapat terwujud jika kebijakan fiskal yang diterapkan tetap kredibel, disiplin, dan benar-benar berpihak pada upaya pemulihan ekonomi. Kepercayaan investor merupakan faktor kunci yang harus segera dipulihkan. ā€œKepercayaan investor harus dijaga. Kalau kepercayaan sudah pulih, dana asing akan masuk kembali ke Indonesia,ā€ katanya. Pemulihan kepercayaan pasar ini akan menjadi penentu utama arus modal masuk ke dalam negeri.

Baca Juga  AS Tunda Kenaikan Tarif Impor 32%, Kadin Jatim Ungkap Strategi 90 Hari Krusial untuk Diplomasi Dagang Indonesia

Menariknya, di balik pelemahan IHSG secara keseluruhan, terdapat sektor tertentu yang justru menunjukkan performa positif dan mengalami penguatan. Sektor Industri Hasil Tembakau (IHT) tercatat mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pelaku industri IHT memandang pergantian Menteri Keuangan sebagai sebuah peluang baru bagi terbitnya kebijakan yang lebih ramah dan mendukung.

Selama ini, pelaku industri rokok merasa bahwa kebijakan yang diterapkan oleh Sri Mulyani kurang memberikan dukungan dan dianggap kurang berpihak kepada mereka. Dengan hadirnya menteri baru, muncul sebuah harapan segar bahwa kebijakan terkait tarif cukai tidak akan dinaikkan secara agresif seperti sebelumnya. ā€œSelama ini pelaku IHT merasa kebijakan Bu Sri kurang berpihak kepada mereka. Dengan adanya menteri baru, ada harapan agar cukai tidak terus dinaikkan, sehingga industri bisa lebih berkembang,ā€ jelas Adik. Harapan ini yang mendorong minat beli pada saham emiten rokok.

Tidak hanya fokus pada Kementerian Keuangan, Adik juga menyoroti secara positif penunjukan Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi dan UKM yang baru. Ferry resmi menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Budi Arie Setiadi. Adik menilai Ferry Juliantono memiliki kapasitas, kapabilitas, dan komitmen yang sangat kuat untuk memajukan gerakan koperasi secara nasional.

Baca Juga  Literasi Ekonomi Syariah Indonesia Masih Tertinggal Padahal Potensinya Luar Biasa

Ferry dinilai bukanlah figur baru di dunia koperasi karena telah lama aktif dan berkecimpung di dalamnya. Pengalaman dan dedikasinya yang mumpuni menjadi dasar lahirnya optimisme bahwa sektor koperasi dan UKM akan mengalami kemajuan yang signifikan di bawah kepemimpinannya. ā€œPak Ferri memang sejak lama aktif di dunia koperasi. Beliau punya pengalaman dan dedikasi. Jadi kami optimistis sektor koperasi bisa makin maju di bawah kepemimpinannya,ā€ ujar Adik. Keyakinannya adalah pasar akan kembali berbalik positif begitu konsistensi dan komitmen kebijakan pemerintah terbukti secara nyata.