Ruang.co.id – Dalam beberapa pekan terakhir, jagat digital Indonesia diramaikan oleh goyangan Pica Pica—sebuah lagu berirama energik karya Juan Reza yang sukses menjadi soundtrack viral di TikTok. Tak sekadar hits biasa, lagu ini telah memecahkan rekor dengan 2 juta video TikTok dan 62 juta views YouTube hanya dalam waktu sebulan!
Apa yang membuat lagu ini begitu memikat? Perpaduan unik antara budaya Timur Indonesia dengan beat modern menciptakan magnet tersendiri. Juan Reza, sang kreator, menyebut lagu ini terinspirasi dari tradisi pesta masyarakat Maluku dan Papua, di mana tarian dan kebersamaan menjadi jiwa dari setiap perayaan.
Dekonstruksi Lirik: Lebih Dalam dari Sekadar Goyangan
Lirik Pica Pica sengaja dibangun dengan polosan yang mudah diingat, namun sarat makna budaya:
“Nona pu goyang pica pica
Goyangankan pingang pata pata
Putar ke kiri dan ke kanan…”
Bagian ini tak sekadar mengajak berdansa, tapi juga menghidupkan memori kolektif tentang pesta adat Timur yang riuh. Sementara di bagian rap, Juan menyelipkan penghormatan pada perempuan dari berbagai daerah:
“Nona Ambon pica pica
Nona NTT lincah-lincah
Mace Papua garis tanah…”
Ini adalah representasi musikal dari kebhinekaan Indonesia, dikemas dalam paket yang segar dan mudah dicerna generasi digital.
Anatomi Viralitas: Mengapa Pica Pica Begitu Memikat?
1. Ritme yang Menciptakan Obsesi
Dengan tempo 120 BPM dan pola ketukan repetitif, Pica Pica memiliki “efek candu” ala lagu-lagu viral global seperti “Jerusalema”. Ini menjelaskan mengapa challenge dance-nya begitu mudah menyebar.
2. Kekuatan Budaya Lokal yang Universal
Meskipun berakar pada tradisi Melanesia, tema “pesta hingga lupa waktu” bersifat universal. Generasi Z menemukan kesamaan antara pesta adat Timur dan clubbing di kota besar—keduanya tentang pembebasan diri.
3. Strategi Distribusi Digital yang Cerdas
Juan Reza secara aktif berkolaborasi dengan kreator TikTok sebelum lagu ini meledak. Hasilnya? Organic reach yang masif tanpa perlu budget promosi besar.
Dampak Sosial: Dari TikTok ke Pelestarian Budaya
Fenomena Pica Pica membuktikan bahwa warisan budaya bisa menjadi tren jika dikemas dengan tepat. Di Maluku, gerakan tarian dalam lagu ini bahkan diajarkan di sanggar-sanggar tari sebagai bagian dari pelestarian budaya.
Yang lebih menarik, lagu ini memunculkan diskusi tentang representasi budaya Timur dalam industri musik Indonesia—sebuah terobosan di tengah dominasi pop Jawa dan Barat.
Lirik Lengkap Lagu “Pica Pica” – Juan Reza
(Chorus)
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Putar ke kiri dan ke kanan
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Ikuti dengan irama
(Rap 1)
Ye kalo soal badansa
Nona-nona manis ini paling asik ya
Apa lagi dorang pata pinggang
Mama yay, jang ko pele…
Sampe page…
Lupa pulang rumah
Okey
Ope kasi tamba naik
Lagu pata-pata bikin kasi naik
Kalo ke kiri ke kiri ke kiri manise
Ke kanan ke kanan ke kanan sayang eeee
(Chorus)
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Putar ke kiri dan ke kanan
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Ikuti dengan irama
(Rap 2)
Nona Ambon pica pica
Nona NTT lincah-lincah
Mace Papua garis tanah
Ini rakyat pu acara
E e Nona eeeee
Putar lagu Jamila
Aduh dobel dengan Sonia
Tamba deng no, nona Melanesia
(Chorus – 2x)*
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Putar ke kiri dan ke kanan
Nona pu goyang pica pica
Nona pu goyang lincah-lincah
Goyangankan pingang pata pata
Ikuti dengan irama
(Outro – Ad-lib)
Pica pica eeey!
Pata-pata one more time!
Siapa bilang nona nggak bisa?
Goyang!
