ruang

Pakar Hukum Kritisi Lemahnya Penegak Hukum Buntut Kasus Pengeroyokan Bos Rental Hingga Tewas di Pati

Pakar Hukum Prof Sunarno Edy Wibowo
Pakar Hukum Prof Sunarno Edy Wibowo, Kritisi Lemahnya Penegak Hukum Buntut Kasus Pengeroyokan Bos Rental Hingga Tewas di Pati
Ruang Arif
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Pristiwa kasus pengeroyokan bos rental mobil hingga tewas, saat dikroyok warga di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah akhir akhir ini menjadi perhatian publik Mencuatnya kabar tersebut, baik di media massa maupun di medsos memunculkan stigma negatif terhadap masyarakat Kabupaten Pati, khususnya Kecamatan Sukolilo.

Beragam tuduhan bermunculan, mulai dari anggapan bahwa daerah tersebut merupakan sarang penadah motor dan mobil curian, hingga tudingan minor lainnya terhadap warga setempat. Menanggapi hal tersebut, pakar hukum pidana dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. H. Sunarno Edy Wibowo, S.H., M.Hum., mengungkapkan hal ini menunjukkan lemahnya koordinasi antar penegak hukum, terutama aparat kepolisian dalam menangani kasus ii.

“Ini kurangnya koordinasi dari para penegak hukum yang berhubungan dengan penyidikan, yaitu Polri. Seharusnya, babinsa juga harus tanggap dalam melakukan pendekatan pada masyarakat,” ungkap lelaki yang akrab disapa Prof. Bowo ini, Sabtu,(22/6/2024).

“Kekhawatiran saya ketika ada persoalan-persoalan yang sering terjadi, masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap Polri. Mudah-mudahan nantinya kepercayaan masyarakat bisa kembali meningkat.”ujar Guru Besar Hukum di Asean Universitas Internasional Malaysia ini.

Prof. Bowo juga menyoroti kemungkinan perubahan keamanan dalam sistem nasional pasca berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo. “Setelah pergantian Pre Jokowi nanti, di bawah kepemimpinan Prabowo, mungkin akan terjadi peralihan kepercayaan kembali ke TNI. TNI mungkin akan lebih dilibatkan dalam masalah keamanan dalam negeri,” paparnya.

Menyoal lemahnya penegakan hukum, Prof. Bowo menekankan pentingnya peran intelijen dan personel under cover di lapangan. “Kelihatannya kurang ada pergerakan dari pihak intelijen. Kalau sudah tidak bergerak, berarti yang perlu dibenahi bukan hanya di tingkat bawah, tapi juga di tubuh Polri secara keseluruhan,” tegasnya.

Prof. Bowo berharap agar kejadian kasus sejenis tak terulang kembali. “Harapan saya, jangan sampai kasus seperti ini terulang lagi. Perlu ada evaluasi dan perbaikan dalam sistem keamanan dan penegakan hukum di negara kita,” tandasnya. (R1)