Surabaya Terbitkan Aturan RHU Iduladha 1446 H, Tekankan Nilai Humanis & Sosial

Aturan RHU Surabaya
Surabaya terbitkan aturan RHU dan larangan takbir keliling jelang Iduladha 1446 H, tekankan keselamatan, nilai sosial, dan empati antarwarga. Foto: Dok Humas/ Ist
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id — Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerbitkan Surat Edaran (SE) revolusioner yang sarat nilai edukatif, human interest, dan kebersamaan sosial. Kebijakan ini bukan hanya soal keamanan, tapi juga mencerminkan wajah kota yang terus mengedepankan nilai religius, sosial, dan budaya dalam satu harmoni kehidupan urban.

Melalui SE Nomor 300/11229/436.8.6/2025, Wali Kota Eri secara tegas mengimbau agar masyarakat menghindari takbir keliling menggunakan kendaraan terbuka demi keselamatan bersama. RHU (Rekreasi Hiburan Umum) pun diminta berhenti beroperasi maksimal pukul 17.00 WIB saat malam Iduladha demi menjaga kekhusyukan ibadah dan keamanan kota.

“Momentum Iduladha harus jadi penguat nilai sosial, bukan sekadar seremonial keagamaan. Takmir masjid dan warga kami dorong aktifkan komunikasi sosial dengan tokoh agama agar nilai kedermawanan dan kerukunan tumbuh dari lingkungan terkecil,” tegas Wali Kota Eri.

Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Terutama kebijakan pengamanan lingkungan yang menyentuh hingga level RT/RW. Warga didorong aktif dalam sistem keamanan swakarsa (siskamling), serta menjaga rumah, hewan peliharaan, hingga alat elektronik saat mudik atau bepergian panjang.

Lebih dari itu, Eri menekankan pelaku usaha RHU, Obyek Wisata, dan transportasi wajib memperketat standar keselamatan dan etika pelayanan publik. Penjualan minuman beralkohol dilarang keras, serta petasan dibatasi guna menghindari risiko ledakan dan gangguan ketertiban umum.

“Keselamatan bukan hanya soal fisik, tapi juga mental dan moral. Kami minta warga, pelaku usaha, hingga pengelola wisata lebih peduli pada potensi ancaman Napza dan lakukan mitigasi bencana. Semua ini demi menciptakan Surabaya yang nyaman bagi semua,” ujar Eri penuh semangat.

Tak hanya itu, warga juga diimbau tak mencuci jeroan qurban di sungai dan memastikan api padam usai memasak. Ini merupakan bentuk edukasi ekologis yang menyentuh hati banyak kalangan, termasuk para pegiat lingkungan.

Baca Juga  Bukan Cuma Cantik, Mereka Jago Hitung Struktur! Kartini Modern yang Kuasai Dunia Konstruksi

Langkah persuasif, edukatif, dan inspiratif dari Eri ini pun langsung viral di berbagai kanal media sosial. Banyak yang menyebut kebijakan ini sebagai best practice nasional dalam mengelola hari besar keagamaan dengan pendekatan humanis, cerdas, dan penuh empati.