Cushioning dalam Hubungan! Kenali Tanda, Dampak, dan Cara Menghindarinya untuk Hubungan yang Lebih Sehat

Cushioning dalam hubungan
Ilustrasi cushioning dalam hubungan, di mana seseorang merasa digunakan sebagai pelarian emosional. Foto:@Freepik.com
Ruang NyaLa
Ruang NyaLa
Print PDF

Ruang.co.id – Hubungan yang sehat seharusnya dibangun atas dasar saling percaya, komitmen, dan komunikasi yang terbuka. Namun, bagaimana jika salah satu pihak hanya memanfaatkan hubungan tersebut sebagai pelarian atau pelampiasan emosional? Fenomena ini dikenal sebagai cushioning, dan sayangnya, hal ini bisa sangat menyakitkan bagi korban.

Apa Itu Cushioning?

Cushioning adalah situasi di mana seseorang dimanfaatkan sebagai “bantal” atau pelarian emosional tanpa tujuan yang jelas dalam hubungan. Pelaku cushioning biasanya tidak memiliki komitmen serius dan hanya mencari kenyamanan sementara. Bagi korban, hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak dihargai, dikhianati, dan bahkan merusak harga diri.

Penyebab Cushioning dalam Hubungan

  1. Ketidakpastian Emosional
    Salah satu penyebab utama cushioning adalah ketidakpastian emosional. Pelaku seringkali mencari kenyamanan sementara tanpa ingin terlibat dalam hubungan yang serius. Mereka mungkin merasa tidak siap untuk komitmen atau takut kehilangan kebebasan.
  2. Hubungan yang Tidak Seimbang
    Dalam hubungan cushioning, biasanya ada ketidakseimbangan antara kedua pihak. Salah satu pihak hanya mencari pelampiasan, sementara pihak lain berharap lebih dari hubungan tersebut. Ketidakseimbangan ini menciptakan dinamika yang tidak sehat.
  3. Kurangnya Komunikasi
    Komunikasi yang buruk juga menjadi pemicu cushioning. Ketidakjelasan niat dan tujuan hubungan membuat salah satu pihak merasa digunakan. Tanpa komunikasi terbuka, hubungan ini hanya akan berujung pada kekecewaan.
  4. Masalah Kepercayaan
    Kepercayaan yang rendah terhadap orang lain atau ketidakmampuan untuk mempercayai hubungan juga bisa menyebabkan cushioning. Pelaku mungkin merasa lebih aman untuk tidak berkomitmen sepenuhnya.

Dampak Cushioning pada Korban dan Pelaku

Bagi Korban
  • Perasaan Tidak Dihargai: Korban sering merasa tidak dihargai dan hanya dijadikan alat pelampiasan.
  • Kerusakan Harga Diri: Dikhianati atau disalahgunakan bisa merusak kepercayaan diri korban.
  • Kekecewaan Emosional: Harapan yang tidak terpenuhi bisa menimbulkan kekecewaan yang mendalam.
Baca Juga  Boundaries Rahasia Menjaga Kesehatan Mental dan Hubungan yang Sehat Tanpa Stres
Bagi Pelaku
  • Menghindari Komitmen: Pelaku cenderung menghindari hubungan yang sehat dan berkomitmen.
  • Ketidakbertanggungjawaban: Mereka seringkali tidak merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain.
  • Ketidakmampuan Berinvestasi Emosional: Pelaku mungkin kesulitan untuk membangun hubungan yang mendalam.

Tanda-Tanda Cushioning dalam Hubungan

  1. Hubungan yang Tidak Jelas
    Jika hubungan Anda tidak memiliki kejelasan tentang masa depan, bisa jadi Anda sedang mengalami cushioning. Komunikasi yang ambigu dan tidak jelas adalah tanda utamanya.
  2. Fokus pada Kebutuhan Sementara
    Pelaku cushioning biasanya hanya mencari kenyamanan sementara tanpa memikirkan tujuan jangka panjang. Hubungan ini cenderung berfokus pada kenikmatan instan.
  3. Kurangnya Keterlibatan Emosional
    Jika salah satu pihak tidak menunjukkan investasi emosional yang nyata, ini bisa menjadi tanda cushioning. Mereka mungkin tidak berusaha untuk mengenal Anda lebih dalam.

Cara Menghadapi dan Menghindari Cushioning

  1. Kesadaran Diri
    Penting untuk menyadari bahwa Anda tidak boleh dijadikan pelampiasan emosional. Pahami bahwa hubungan yang sehat memerlukan komitmen dari kedua belah pihak.
  2. Komunikasi Terbuka
    Bicarakan secara terbuka tentang perasaan dan harapan Anda dalam hubungan. Hindari kekaburan dalam tujuan hubungan untuk mencegah cushioning.
  3. Meningkatkan Kepercayaan
    Bangun rasa percaya dalam hubungan. Ingatlah bahwa hubungan yang sehat memerlukan investasi emosional dari kedua belah pihak.
  4. Menetapkan Batasan
    Tetapkan batasan yang jelas dalam hubungan. Jangan biarkan diri Anda menjadi “pelarian” bagi seseorang yang tidak serius.

Cushioning adalah fenomena yang bisa merusak hubungan dan kesehatan emosional. Dengan mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah pencegahan, Anda bisa terhindar dari dampak negatifnya. Ingatlah bahwa hubungan yang sehat dibangun atas dasar saling menghargai dan komitmen yang jelas.

Situationship adalah hubungan tanpa status resmi, mirip dengan pacaran tapi tanpa komitmen.

Kenali tanda-tanda manipulasi dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa menjadi korban gaslighting.

Love Bombing adalah menunjukkan kasih sayang berlebihan di awal hubungan, sedangkan Breadcrumbing adalah memberikan harapan palsu tanpa niat serius.

Komunikasikan perasaanmu dengan jujur dan terbuka. Jika tidak ada timbal balik, mungkin lebih baik menjaga jarak.

Boundaries adalah batasan yang dibuat untuk melindungi diri sendiri dalam hubungan, baik secara fisik, mental, emosional, maupun materi.